GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan kondisi ketika cairan asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus) hingga mulut. Orang yang mengalami maag mungkin saja mengembangkan gejala GERD.
Meski begitu, ada hal yang membedakan antara dispepsia dan GERD yang perlu Anda ketahui. Pasalnya, salah mengenali kedua kondisi ini bisa berisiko mendapatkan penanganan yang tidak sesuai. Berikut ini kondisi yang membedakan antara maag dan GERD.
Ciri-ciri maag
Umumnya, dispepsia ditandai dengan perasaan tidak nyaman pada area perut bagian atas. Pada saat Anda mengalami maag, rasa sakitnya dapat datang dan pergi silih berganti. Ada pun sejumlah kondisi yang bisa menjadi pertanda maag, yakni:
- perut terasa penuh saat makan, terutama sebelum menghabiskan makanan,
- perut terasa tidak nyaman setelah makan dalam jangka waktu yang lama,
- ulu hati terasa nyeri,
- buang angin dan bersendawa,
- perut kembung pada bagian atas, hingga
- mual dan muntah.
Gejala GERD
Berbeda dengan maag, gejala GERD cenderung lebih berat. Pasalnya, GERD dan maag memiliki gejala yang berbeda, yaitu refluks asam lambung ditandai dengan sensasi terbakar pada dada (heartburn).
Sensasi terbakar ini nantinya dapat menimbulkan gejala GERD lainnya yang cukup mengganggu, yaitu:
- dada terasa terbakar setelah makan, terutama pada malam hari,
- makanan atau asam lambung naik ke atas kerongkongan,
- nyeri dada,
- kesulitan menelan, dan
- rasa mengganjal pada kerongkongan.
Tidak hanya gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, asam lambung yang mengiritasi kerongkongan juga dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti:
- batuk kronis,
- suara serak akibat pita suara bengkak (laringitis),
- sesak napas atau gejala asma, dan
- gangguan tidur.
Bila dibiarkan, gejala GERD bisa berkembang dan memicu sesak napas atau rasa sakit di sekitar rahang tangan. Gejala ini mirip dengan gejala serangan jantung, sehingga sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Selengkapnya https://hellosehat.com/pencernaan/maag/perbedaan-maag-dan-gerd/